10 Penyebab Anak Susah Makan dan Tips Mengatasinya
Anak susah makan sering kali menjadi kekhawatiran tersendiri setiap orang tua. Ketika nafsu makan anak menurun, pertanyaan dan kecemasan mulai bermunculan. Apakah ini tanda masalah kesehatan atau hanya fase? Sebelum mencari solusinya, kenali dulu apa saja penyebab anak susah makan.
Dalam artikel ini, Anda akan menemukan berbagai faktor yang mempengaruhi nafsu makan anak. Temukan juga solusi yang bisa membantu mereka kembali menemukan rasa senang ketika makan, sehingga anak tak lagi GTM.
1. Fase Pilih-Pilih Makanan
Balita menyukai makanan manis secara natural. Itulah kenapa mereka tidak pernah menolak ASI. Keinginan ini pun akan bertahan hingga beberapa waktu dan biasanya akan menurun ketika menginjak masa remaja.
Oleh karena itu, balita harus belajar merasakan makanan gurih. Balita umumnya melihat orang tua dan saudaranya ketika makan. Apabila orang-orang sekitarnya makan dengan menu makanan yang variatif, kemungkinan si Kecil akan melakukan kebiasaan serupa.
2. Merasa Asing dengan Makanannya
Alasan lain kenapa anak tidak mau makan adalah merasa asing atau takut dengan makanannya. Takut mencoba makanan baru sebenarnya ada istilahnya, neophobia.
Umumnya, ini terjadi ketika anak menginjak usia 2 tahun. Meskipun fobia ini hilang dengan sendirinya, jangan bosan memperkenalkan anak dengan makanan baru.
3. Preferensi dari Sensori Lainnya
Anak-anak memiliki taste buds dua kali lebih banyak dari orang dewasa. Oleh karena itu, indra pengecap mereka jauh lebih sensitif daripada orang tuanya, apalagi ketika mereka mencicipi rasa yang kuat atau pahit – seperti sayur.
Selain itu, mereka juga menolak atau menyukai makanan berdasarkan informasi yang mereka dapatkan dari sensori lainnya, seperti:
-
Tekstur
-
Aroma
-
Tampilan
-
Warna
Salah satu cara yang efektif mengatasi penyebab anak tidak mau makan ini adalah dengan membiarkan mereka melakukan eksplorasi, bahkan bermain dengan makanan.
Tapi apabila pilih-pilihnya terlalu ekstrem, mungkin ada indikasi bahwa anak memiliki masalah sensori. Daripada mengalami defisiensi nutrisi, segera konsultasikan dengan dokter.
4. Konstipasi
Konstipasi umumnya menyebabkan penurunan nafsu makan, bahkan anak tidak mau makan sama sekali. Seperti orang dewasa, frekuensi buang air besar menurun karena anak mengalami kesulitan melakukannya.
Biasanya, penyebab kondisi ini adalah perubahan pola makan atau rutinitas. Anak yang sedang potty train dan setelah sakit, misalnya, cenderung mengalami konstipasi. Selain tidak mau makan, anak juga mengalami nyeri perut, kembung, dan mudah rewel.
5. Masih Kenyang
Pernah melihat si Kecil ngeyel tidak mau makan karena kenyang? Mungkin mereka memang masih kenyang. Beberapa anak masih minum susu bahkan hingga setelah masa balita, yang mana membuat mereka merasa kenyang.
Apabila si Kecil beberapa kali menyisakan makanan, kurangi porsinya. Membiarkan mereka untuk mengambil makan sendiri juga ide yang baik. Selain itu, Anda juga bisa kurangi cairan yang mereka konsumsi sebelum makan.
6. Merasa Lelah
Lelah dan distraksi bisa menjadi alasan kenapa anak tidak mau makan, mirip dengan orang biasa. Umumnya ini terjadi ketika:
-
Mereka sangat aktif seharian.
-
Kurang tidur di malam sebelumnya.
-
Sedang menyukai suatu hal dan tidak mau istirahat.
Apabila ketika makan malam anak sering kelelahan, berikan porsi makan siang yang lebih besar di siang hari.
7. Tumbuh Gigi
Kondisi tumbuh gigi sering kali membuat anak malas makan. Gusi yang bengkak dan nyeri tentu mengakibatkan rasa yang tidak nyaman.
Baca Juga: Jamu Anak Sehat Sido Muncul: Kandungan, Manfaat & Cara Minum
Seringkali, teething dibarengi dengan mudah rewel, demam rendah, dan membuat air liur terus keluar. Apabila ini adalah penyebabnya, orang tua bisa mengurangi rasa sakit dengan menggosok lembut gusi dengan jari bersih atau memberikan mainan teething yang terbuat dari karet.
8. Autoimun
Celiac disease, salah satu penyakit autoimun, juga bisa menjadi sebab dari anak yang susah makan. Selain menyebabkan rasa tidak nyaman dan sakit, anak tidak bisa makan sembarangan. Kondisi ini sangat sensitif dengan gluten.
Selain mudah bereaksi dengan makanan mengandung gluten, kemampuan pencernaan menyerap makanan juga menurun signifikan. Oleh karena itu, apabila anak memiliki kondisi ini maka terapkan gluten-free diet yang disiplin.
9. Gangguan Makan
Setidaknya ada 5% anak dan remaja mengidap ARFID ((avoidant restrictive food intake disorder). Meskipun ini adalah gangguan makan, ini bukan perkara body image, melainkan rasa cemas terhadap makanan yang mereka makan.
Saking cemasnya, anak dengan ARFID kekurangan nutrisi. Ini sebabnya kenapa anak-anak dengan gangguan makan ini mengalami gangguan pertumbuhan dan kurang bertenaga di hari-harinya.
10. Kebutuhan Nutrisi yang Berbeda dari Orang Dewasa
Balita membutuhkan 1.000-1.400 kalori per hari, jauh lebih sedikit dari kebutuhan orang dewasa. Sementara, di Kecil masih minum susu sehingga kalori juga bisa berasal dari susu yang mereka konsumsi – tidak dari makanan saja.
Selain itu, kebutuhan makan anak juga bisa berbeda dari hari ke hari. Satu hari ia bisa senang makan apa saja dan keesokannya ogah-ogahan. Tapi itu normal karena biasanya dalam satu minggu semua akan kembali seperti sediakala.
Observasi dengan tenang dan catat pola makan anak Anda. Apabila ada indikasi masalah serius, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.
Untuk membantu meningkatkan nafsu makan anak secara aman dan alami, Anak Sehat dari Sido Muncul bisa Anda pertimbangkan. Ini bisa menjadi langkah pendukung, sambil Anda terus mencari tahu penyebab anak susah makan.
Masuk