Fakta-fakta Penting Menstruasi yang Harus Anda Ketahui

Fakta-fakta Penting Menstruasi yang Harus Anda Ketahui

Bukan sekadar siklus bulanan, menstruasi adalah cermin kesehatan reproduksi wanita. Oleh karena itu, memahami hal ini juga berarti meningkatkan awareness terhadap sinyal yang tubuh berikan, terutama terkait keseimbangan hormon, kondisi fisik, dan juga kesehatan emosional.

Artikel ini mengajak Anda mengeksplorasi dunia wanita yang satu ini dan mencari jawaban mengapa pengetahuan ini esensial.

Menstruasi: Melodi Alami Tubuh Wanita

Tangan perempuan memegang konsep uterus

Apa itu menstruasi? Meskipun sering dipandang sebagai periode bulanan yang merepotkan, kondisi ini merupakan proses alami yang terjadi di dalam rahim.

Ketika endometrium (lapisan dalam rahim) melakukan penolakan dan mengeluarkannya melalui vagina, darah menstruasi pun keluar. Ini juga menjadi tanda bahwa sistem reproduksi wanita bekerja sebagaimana mestinya.

Mengenal Fase-fase Menstruasi

Perempuan memegang kalender bulanan

Perubahan hormonal selama menstruasi juga terjadi lebih fluktuatif. Oleh karena itu, terjadi mood swing, keinginan untuk konsumsi apa saja, dan hal lainnya yang mungkin tidak terjadi ketika tidak menstruasi. Berikut ini adalah siklus bulanan yang terjadi pada wanita [1].

1. Fase Folikuler

Hari pertama darah menstruasi turun juga menandai dimulainya fase ini. Pada titik ini, folikel di ovarium mulai tumbuh dan estrogen meningkat. Kondisi ini juga merangsang pembentukan lapisan endometrium baru, yang bisa disebut dengan fase persiapan.

2. Ovulasi

Ketika folikel dominan melepaskan sel telurnya, ovulasi pun terjadi. Bahkan hormon estrogen berada pada puncak tertinggi dan tubuh juga siap untuk pembuahan. Ini adalah momen magis, ketika peluang kehidupan baru mungkin dimulai.

3. Fase Luteal

Korpus luteum akan terbentuk ketika terdapat folikel yang pecah setelah fase ovulasi. Titik ini juga merangsang tumbuhnya progesteron yang berfungsi memberikan support pada endometrium.

4. Menstruasi

Apabila pembuahan berhasil, maka kehamilan adalah salah satu output-nya. Jika tidak, maka kadar hormon pun turun sehingga endometrium luruh. Darah yang keluar ini adalah apa yang kita kenal sebagai menstruasi. Namun, siklus tidak berakhir di sini.

Mengenal dan Mengelola Gejala Menstruasi

Perempuan menangis membawa tisu

Gejala menstruasi pertama pada wanita berbeda-beda. Namun, yang paling umum adalah nyeri perut bagian bawah, rasa nyeri di payudara yang diiringi dengan pembengkakan, kelelahan, hingga suasana hati yang berubah dengan fluktuatif.

Kita juga mengenalnya dengan sindrom pramenstruasi atau PMS. Ini merupakan kumpulan gejala yang lebih luas [2].

Tidak hanya perubahan mood, sindrom ini juga mengakibatkan bloating, craving makanan seperti ibu hamil yang sedang ngidam, hingga perubahan perilaku. Umumnya, hal ini terjadi sekitar 10 hari sebelum menstruasi.

Indikasi Menstruasi tidak Teratur

Perempuan stretching di pinggir pantai

Meskipun umum, ada kondisi di mana gejala-gejala tersebut merupakan underlying conditions yang lebih serius. Mulai dari heavy menstrual yang tak kunjung berhenti, rasa nyeri berlebih, hingga siklus yang tidak teratur memerlukan perhatian tertentu [1].

Siklus yang berlangsung kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari hingga tidak menstruasi lebih dari 90 hari juga dianggap sebagai menstruasi yang tidak teratur. Apa penyebabnya?

  • Jaringan yang melapisi dalam rahim tumbuh di luar. Kondisi ini disebut dengan endometriosis.
  • Terjadi bacterial infection pada sistem reproduksi wanita sehingga mengakibatkan radang di area panggul. Hal ini umumnya merupakan turunan dari sexual transmitted infections yang terabaikan.
  • Ovarium memproduksi androgen dengan jumlah berlebih sehingga mengganggu ovulasi.
  • Ovarium tidak berfungsi dengan baik yang terjadi pada wanita berusia di bawah 40 tahun.
  • Gangguan tiroid atau kelenjar pituitari, dan gangguan perdarahan juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi.

Beberapa faktor lain juga mempengaruhi siklus menstruasi. Mulai dari stres berlebih, perubahan berat badan yang signifikan hingga lemak tubuh yang terlalu rendah karena olahraga ekstrim bisa menjadi biang keladinya. 

Tidak hanya itu, komplikasi kehamilan dan ASI hingga penggunaan kontrasepsi juga berkontribusi pada siklus yang tidak teratur [4].

Bagaimana Menjaga Siklus Menstruasi yang Sehat?

Menerapkan kompres hangat di perut

Pada dasarnya, menstruasi yang tidak normal merupakan cara tubuh menunjukkan adanya sesuatu yang tidak beres. Maka dari itu, penting untuk proaktif terhadap kesehatan reproduksi yang satu ini. Bagaimana cara mengurangi nyeri menstruasi dan menjaga siklus yang teratur [3]?

  • Kompres hangat di perut dan konsumsi obat anti nyeri.
  • Perbanyak konsumsi makanan mengandung zat besi dan magnesium untuk mengurangi kram perut.
  • Hindari gula, garam, dan kafein ketika menstruasi untuk menghindari gejala PMS yang fluktuatif.
  • Biarkan tubuh melakukan detoks secara alami dengan minum banyak air. Hal ini juga mengurangi bloating yang tidak nyaman ketika mendekati menstruasi.
  • Menstruasi dan olahraga menunjukkan hubungan yang positif. Selain membantu mengatur siklus menstruasi, aktivitas fisik yang teratur juga membantu mengurangi stres.
  • Terapkan teknik relaksasi seperti meditasi dan pernafasan. Selain itu, menjalani hari-hari dengan lebih mindful juga berdampak positif pada menstruasi.
  • Usahakan untuk tidur di jam-jam yang teratur dan berkualitas. Kurang tidur, pada dasarnya, berpengaruh signifikan terhadap aktivitas hormon. Hasilnya? Siklus menstruasi menjadi kacau.
  • Menjaga berat badan yang sehat juga penting. Tidak hanya obesitas, underweight juga mengganggu siklus menstruasi.
  • Pertimbangkan untuk mengonsumsi produk herbal yang mendukung keseimbangan hormonal dan kesehatan menstruasi, seperti Sido Muncul Natural Female Balance. Produk ini dirancang untuk membantu menjaga keseimbangan hormonal dan mendukung kesehatan menstruasi.

Memprioritaskan kesehatan reproduksi merupakan bagian signifikan dari perawatan diri. Hal ini bukan sekadar mengatasi gejala tapi juga menghormati tubuh dengan lebih baik lagi.

Keseimbangan hormonal yang terjaga bukan hanya mempengaruhi kesehatan menstruasi, tetapi juga kesejahteraan fisik dan emosional secara umum. Mari mulai dari sekarang untuk lebih memperhatikan kesehatan kewanitaan Anda.