Diabetes Gestasional di Masa Kehamilan: Fakta, Risiko, dan Solusi
Perubahan yang terjadi di dalam tubuh ketika hamil membawa sejumlah dampak, salah satunya diabetes gestasional. Di Indonesia, kasusnya memang tercatat cukup rendah, yakni sekitar 1,9% hingga 3,6% kejadian dari seluruh kehamilan.[1] Namun, ini tidak menutup kemungkinan bahwa Anda tetap bisa mengalaminya.
Apa yang dimaksud diabetes gestasional dan bahayakah kondisi ini? Temukan jawabannya di sini!
Mengenal Diabetes Gestasional
Gangguan kesehatan ini merupakan situasi di mana calon ibu terdiagnosa diabetes karena kondisi kehamilannya. Fenomena ini tak sama dengan kondisi diabetes tipe 1, di mana permasalahannya terkait dengan jumlah insulin yang tidak cukup. Namun, disebabkan oleh perubahan yang terjadi dalam tubuh ketika hamil.
Bahayakah ini? Kebanyakan wanita menjalani kehamilan dengan normal dan bayi terlahir tanpa masalah. Meski begitu, ada sejumlah risiko kesehatan yang masih perlu Anda waspadai:
- Bayi punya kulit dan mata yang kekuningan ketika baru dilahirkan.
- Bayi berkembang dengan bobot melebihi rata-rata normal. Hal ini akan membuat proses persalinan menjadi lebih menyulitkan.
- Persalinan prematur sebelum usia janin 37 minggu.
- Pada kasus yang serius, janin bisa tidak berkembang.
Penyebab Diabetes Gestasional
Memasuki masa kehamilan, tubuh wanita akan mengeluarkan hormon plasenta. Secara fungsi, hormon-hormon ini memicu perubahan fisiologis pada ibu yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan janin.[2]
Namun, di sisi lain, hormon ini akan membuat tubuh menjadi resistensi terhadap insulin. Akibatnya, glukosa dalam darah si ibu menumpuk dan menyebabkan kelebihan gula darah.
Kemungkinan terjadinya penyakit akan lebih tinggi apabila ibu mengalami beberapa kondisi berikut:
- Masuk ke dalam golongan orang dengan obesitas.
- Tidak menerapkan prinsip hidup sehat.
- Mempunyai kondisi prediabetes sebelum kehamilan.
- Memiliki pengalaman melahirkan bayi yang beratnya lebih dari 4 kg.
- Mengidap PCOS.
Diagnosis Diabetes Gestasional
Dokter akan menetapkan diagnosis terkait masalah ini setelah pasien menjalani Tes Toleransi Glukosa Oral tahap awal dan akhir.
Pada tes awal, dokter akan memantau level gula darah pasien setelah sebelumnya diberikan konsumsi minuman dengan glukosa (tanpa puasa). Hasil yang melaporkan level mencapai 140 mg/dL, maka pasien akan melanjutkan ke tes akhir.
Pada tes akhir ini, pasien akan diberikan minuman glukosa setelah puasa setidaknya 8 jam. Dokter akan mengecek gula darah setiap dua atau tiga jam sekali. Apabila hasil pemeriksaan memperlihatkan kadar gula yang tinggi pada dua tes, maka pasien memiliki diabetes gestasional.[3]
Gejala
Gejala baru akan terasa ketika lonjakan gula darah sudah terlampau tinggi, seperti:
- Mudah sekali haus.
- Lebih sering bolak-balik kamar mandi untuk kencing.
- Mulut terasa lebih kering.
- Tubuh sering kali lelah dan letih.
- Muncul rasa gatal di area alat kelamin.
- Pandangan kabur dan buram.
Pengobatan
Apakah diabetes gestasional bisa sembuh? Ya, masalah ini bisa teratasi dengan sendirinya pasca melahirkan. Namun, bagi ibu yang mengalami keluhan dengan intensitas cukup mengganggu, dokter akan memberikan penanganan sehingga kondisi ibu membaik.
Penanganan diabetes gestasional pada ibu hamil umumnya dilakukan dengan modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat. Namun, dalam kasus yang lebih serius, penggunaan obat-obatan juga akan dokter rekomendasikan untuk meningkatkan kesehatan dengan lebih efisien. Berikut penjelasannya:
1. Pembatasan Pilihan Makanan
Fokus dalam pengobatan adalah menekan kadar glukosa dalam darah, yang berarti pilihan makanan untuk si ibu akan dibatasi. Pembatasan ini meliputi:
- Pemilihan sumber karbohidrat yang lebih sehat, seperti beras cokelat, roti gandum, ubi, dan oats.
- Pengurangan asupan makanan dan minuman yang mengandung banyak gula, seperti soda, sirup, dan minuman kemasan.
- Pemilihan kudapan yang lebih sehat dan bebas garam, seperti kacang-kacangan, yogurt, dan juga buah-buahan.
2. Olahraga Rutin
Tubuh yang aktif akan membantu menjaga berat badan tubuh serta mengurangi resistensi tubuh terhadap insulin sehingga gula darah dapat lebih terkontrol. Oleh karena itu, selama kehamilan, ibu dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama minimal 30 menit.[4][5]
3. Konsumsi Obat
Apabila kondisi tidak semakin baik setelah satu atau dua minggu penerapan gaya hidup yang lebih sehat, dokter akan merekomendasikan pemakaian obat untuk mengontrol gula darah. Obat yang diberikan bisa berupa tablet seperti metformin atau suntikan insulin.[6]
Pencegahan
Tindakan preventif perlu Anda lakukan jauh-jauh hari sebelum program kehamilan. Mulailah dengan melakukan hal-hal ini:
- Menjauhi santapan yang tidak sehat, seperti hidangan berlemak, tinggi sodium, tinggi gula, goreng-gorengan, dan juga produk cepat saji.
- Melakukan olahraga setidaknya 30 menit sehari, baik dengan jalan sehat, bersepeda, renang, atau pergi ke gym.
- Jaga berat badan yang ideal. Jika Anda merasa mengalami obesitas, ada baiknya menjalani diet sehat terlebih dahulu.
Diabetes gestasional mungkin terdengar menakutkan, tetapi dengan penanganan dan perhatian yang baik, ibu dan janin dapat tetap sehat hingga waktu persalinan.
Belanja Sehat dan Hemat di Sido Muncul Store!
Dapatkan poin reward pada setiap pembelian, kumpulkan point dan tukarkan dengan potongan harga! Semakin banyak poin, semakin hemat belanja! Yuk, kunjungi Sido Muncul Store sekarang!
Masuk