Apa Itu Diabetes Insipidus? Kenali Penyebab dan Gejalanya
Diabetes bukan hanya tentang gula darah atau resistensi insulin. Ada juga Diabetes Insipidus, yang berbeda karena penyebabnya tidak mempunyai kaitan dengan kadar gula darah.
Yuk cari tahu lebih dalam tentang apa itu Diabetes Insipidus, gejala-gejalanya, serta cara pengobatannya.
Mengenal Diabetes Insipidus
Kondisi ini merupakan keadaan di mana tubuh mudah sekali merasa haus dan tidak bisa menahan keinginan untuk kencing. Jika normalnya seseorang hanya membuang sekitar 2 liter air seni, pada kondisi ini, penderita bisa mengeluarkan 3 sampai 20 liter air seni setiap hari.
Dibandingkan jenis diabetes lain yang lebih dikenal, kondisi ini memang terdengar kurang familiar di telinga. Ini wajar karena kejadiannya sendiri sangat jarang, hanya dialami sekitar 1 dari 25.000 orang.[1]
Apa yang Menyebabkan Terjadinya Diabetes Insipidus?
Secara garis besar, kondisi ini muncul karena rendahnya hormon vasopresin yang diproduksi dan diserap oleh tubuh. Sebagai informasi, hormon ini mempunyai fungsi mengontrol hasrat untuk buang air kecil.
Tidak tercukupinya hormon ini dalam tubuh bisa disebabkan oleh banyak faktor, tergantung pada klasofikasi diabetes yang penderita alami.
Insipidus Sentral
Sebab awal kondisi ini adalah kerusakan di area belakang otak yang mempunyai peran dalam mengatur pelepasan hormon, termasuk hormon vasopresin. Adapun beberapa hal yang bisa memicunya adalah infeksi, tumor, dan juga tersumbatnya pembuluh darah.
Akibatnya, hipotalamus tidak bisa bekerja dengan baik dalam memenuhi kebutuhan tubuh akan hormon vasopresin. Dampaknya, tubuh menjadi tidak mampu menahan kencing lebih lama.[2]
Insipidus Nefrogenik
Penyebab Diabetes Insipidus jenis ini adalah ketidakmampuan ginjal dalam merespon hormon vasopresin. Kondisi organ ginjal yang tidak lagi sehat, tinggi level kalsium, hingga konsumsi beberapa jenis obat-obatan, seperti lithium, demeclocycline, dan ofloxacin, adalah penyebabnya.[3]
Insipidus Gestasional
Sesuai namanya, permasalahan ini hanya akan dihadapi oleh wanita yang sedang mengandung. Pemicunya adalah produksi enzim dari pastena yang menghancurkan hormon vasopresin.
Masalah kesehatan ini termasuk sangat langka. Hanya 2 hingga 4 orang dari 100.000 wanita hamil yang mengalaminya.[4]
Insipidus Dipsogenik
Pada keadaan medis ini, malfungsi pengatur rasa haus di hipotalamus menjadi penyebabnya. Gangguan ini tidak dipicu oleh pola makan, namun lebih banyak dikaitkan dengan gangguan kejiwaan atau psikosis.[5]
Apa Perbedaan dari Diabetes Melitus dan Diabetes Insipidus?
Seperti yang telah dijelaskan, Diabetes Insipidus disebabkan oleh jumlah hormon vasopresin. Hal ini tentu saja tidak sama dengan diabetes melitus, di mana pemucinya adalah kadar glukosa darah serta insulin.
Gejala Diabetes Insipidus
Walaupun diagnosis pasti hanya bisa dilakukan oleh dokter, ada beberapa tanda yang bisa Anda perhatikan untuk mewaspadai kondisi kesehatan ini, seperti:
- Badan terasa lesu.
- Mengalami keinginan kencing yang lebih intens di malam hari.
- Mengeluarkan air seni melebihi batas normal, yakni 2 liter per hari.
- Mengompol.
- Merasakan haus yang tidak tertahankan.
- Nafsu makan yang terganggu karena sering minum.
- Tubuh terasa nyeri.
- Warna air seni yang pucat.
Pengobatan Diabetes Insipidus
Cara mengatasi masalah kesehatan ini cukup bervariasi. Tindakan yang dilakukan akan disesuaikan berdasarkan dengan jenis diabetes yang penderita alami.
Insipidus Sentral
Perawatan melibatkan medikasi dengan obat sintetis analog hormon vasopresin arginin (desmopressin) yang akan mengisi defisit hormon vasopresin si tubuh. Obat ini tersedia dalam bentuk pil, suntikan, dan juga semprotan hidung.
Insipidus Nefrogenik
Medikasi menggunakan obat hormon seperti desmopressin tidak efektif pada kondisi ini karena fungsi ginjal yang terganggu. Maka dari itu, perawatan yang diterapkan biasanya adalah pengurangan asupan garam untuk meminimalisir produksi urin.
Di samping itu, jika masalah ini muncul akibat konsumsi obat, dokter akan menghentikan penggunaan obat tersebut.
Insipidus Gestasional
Sama seperti pengobatan pada kasus Diabetes Insipidus Sentral, penderita kondisi ini juga akan mengonsumsi desmopressin yang aman untuk ibu hamil dan janin.
Insipidus Dipsogenik
Penanganan melibatkan penyembuhan kondisi jiwa yang menjadi pemicu. Penderita juga dianjurkan untuk mengurangi asupan cairan, membatasi makanan pedas dan asin, dan menghentikan konsumsi alkohol.
Pencegahan Diabetes Insipidus
Walaupun kasus ini jarang terjadi, tidak ada salahnya untuk tetap melakukan pencegahan. Salah satu caranya adalah dengan menjaga kesehatan ginjal, seperti:
Mengurangi Konsumsi Obat yang Berdampak pada Kesehatan Ginjal
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengurangi konsumsi obat-obatan dalam jangka panjang. Apabila memungkinkan, konsultasikan kepada dokter tentang kemungkinan untuk menghentikan konsumsi obat dan menggantinya dengan perawatan lain.
Mengurangi Konsumsi Makanan Asin
Konsumsi garam memang perlu karena tubuh tidak bisa memproduksi senyawa ini. Namun, konsumsi hidangan dengan kandungan garam yang tinggi terlalu sering juga tidak baik karena dapat membuat ginjal bekerja lebih keras saat menyaring racun dalam darah.
Jumlah konsumsi garam yang baik adalah tidak lebih dari satu sendok teh. Mengikuti saran ini, Anda dapat memperkirakan takaran garam yang tepat untuk dimasukkan ke dalam hidangan Anda.[6]
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala seperti sering buang air kecil dan mudah merasa haus, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis guna mengecek kemungkinan Diabetes Insipidus. Memastikan diagnosis lebih awal dapat mempercepat proses perawatan yang Anda butuhkan.
Belanja Sehat dan Hemat di Sido Muncul Store!
Dapatkan poin reward pada setiap pembelian, kumpulkan point dan tukarkan dengan potongan harga! Semakin banyak poin, semakin hemat belanja! Yuk, kunjungi Sido Muncul Store sekarang!
Masuk