Operasi Caesar: Informasi Esensial untuk Ibu Baru
Operasi caesar telah menjadi pilihan yang umum dalam dunia persalinan modern yang memberikan solusi lebih aman bagi ibu dan bayi dalam kondisi kesehatan tertentu. Di Indonesia sendiri, sekitar 17,6% persalinan dilakukan dengan metode ini.[1]
Tidak serupa dengan proses kelahiran normal yang melibatkan proses kelahiran melalui vagina, operasi caesar adalah prosedur bedah yang berjalan dengan membuat sayatan di perut untuk mengeluarkan bayi. Meskipun terdengar menakutkan, ada alasan kuat mengapa prosedur ini dipertimbangkan.
Bagi Anda yang ingin mengenal lebih dekat dengan tindakan ini, inilah sejumlah poin penting yang perlu Anda cermati:
Alasan dan Kondisi yang Membuat Operasi Caesar Diperlukan
Tindakan ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk menjaga keselamatan ibu dan bayi ketika persalinan normal dinilai terlalu berisiko. Sejumlah situasi yang menjadi pertimbangan dalam pemutusan persalinan tipe ini adalah:
- Ada infeksi di area intim, seperti HIV atau herpes.
- Kondisi buah hati kesulitan bernapas atau terlilit tali pusar.
- Kepala buah hati yang terlalu besar.
- Tekanan darah tinggi.
- Posisi plasenta yang dekat dengan leher rahim dan dapat memicu pendarahan hebat.
- Mengandung anak kembar.
- Pinggul ibu yang terlalu kecil.
- Posisi kepala buah hati menghadap ke atas.
- Tidak ada progres selama persalinan normal dan terjadi pendarahan di vagina yang berlebihan.
Selain indikasi medis, ketakutan akan rasa sakit dan ketidakpastian dalam persalinan normal juga sering kali mendorong ibu hamil untuk memilih operasi ini.
Persiapan Sebelum Prosedur Operasi
- Pengambilan darah: Sampel darah diambil satu atau dua hari sebelum prosedur untuk memastikan kadar zat besi dan golongan darah. Jika zat besi rendah atau ada indikasi anemia, obat tambahan akan diberikan untuk dikonsumsi sebelum operasi.[2]
- Tes Amniocentesis: Pengambilan sampel cairan ketuban untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi bayi dibandingkan dengan hasil USG.[3]
Alur Pelaksanaan Operasi
- Memasuki ruang operasi, dokter anestesiologi akan memasang monitor tekanan darah, denyut nadi, dan alat pernapasan, kemudian dokter akan memberikan anestesi sehingga bagian perut ke kaki mati rasa.
- Sebelum operasi dimulai, tim medis akan mempersiapkan area perut Anda dengan membersihkannya secara menyeluruh dan menutupinya dengan kain steril. Orang yang menjadi pendamping Anda akan duduk di samping Anda.
- Dokter yang bertugas akan melakukan penyayatan di area perut sepanjang 10 cm hingga 20 cm.[4]
- Bayi akan dikeluarkan melalui sayatan kemudian akan diserahkan pada si Ibu untuk menyusui dan melakukan kontak kulit.
- Tim bedah akan mengawali tahap akhir dengan menjahit sayatan yang tersisa.
Berapa lama waktu saat operasi caesar? Tindakan yang berjalan dengan lancar hanya membutuhkan waktu 45 menit.[5]
Prosedur Pasca Operasi
Selesai tindakan, pasien akan masuk ke ruang perawatan untuk beristirahat. Di sana, dokter akan memeriksa kondisi pasien secara menyeluruh, termasuk tekanan darah, ritme jantung, dan level oksigen. Selanjutnya, dokter akan meresepkan medikasi pereda nyeri guna meminimalisir ketidaknyamanan saat efek bius mulai memudar.
Efek Samping Operasi
Tindakan caesar memang cukup aman, namun bukan berarti tindakan ini bebas dari risiko dan efek samping. Sejumlah dampak negatif yang mungkin timbul adalah:
- Ada risiko tergoresnya bayi, kandung kemih, atau usus selama prosedur sayatan.
- Alergi yang timbul akibat penggunaan anestesi.
- Infeksi pada lapisan rahim.
- Kehilangan darah dalam jumlah yang lebih banyak.
- Keluarnya gumpalan darah beberapa hari pasca persalinan dengan ukuran yang bervariasi.
- Rasa nyeri pada bekas operasi caesar.
- Terjadinya infeksi di area bekas sayatan operasi.
- Gangguan pernapasan sementara pada buah hati.
Tips Mempercepat Masa Pemulihan
Untuk mempercepat masa pemulihan Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini:
1. Istirahat
Satu hal yang tidak boleh dilakukan setelah operasi caesar adalah tidak menucukupi waktu tidur. Tidur merupakan komponen penting dalam penyembuhan pasca operasi karena dapat mendorong perbaikan jaringan, manajemen nyeri, memulihkan imun, dan meminimalisir perdagangan.[6]
Supaya istirahat Anda lebih maksimal, Anda bisa mengandalkan suami atau keluarga untuk membantu mengurus bayi.
2. Menyantap Makanan Tinggi Protein
Protein majemuk dalam protein mempercepat seluruh proses penyembuhan luka, membuat luka bertransisi dari fase inflamasi ke fase proliferasi di mana sayatan mulai terisi dan kemudian sembuh.[7]Untuk meningkatkan protein, Anda bisa menyantap telur, dada ayam, dan kacang-kacangan.
3. Kurangi Stres
Menurut pengamatan, ibu dengan stres yang tinggi mengalami peradangan yang lebih panjang dan memerlukan rentang waktu pemulihan yang lebih lama pasca tindakan caesar.[8]
Agar terhindar dari stres, cobalah melakukan aktivitas yang Anda nikmati atau mintalah bantuan orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas yang membuat Anda tertekan.
Berapa lama sembuh dari operasi caesar? Pemulihan total pasca tindakan biasanya memakan waktu 4 hingga 6 minggu.[9] Cukup lama memang, namun dengan penanganan yang tepat, tindakan persalinan ini bukanlah tindakan yang harus Anda takuti.
Penting untuk diingat bahwa setiap kehamilan dan persalinan itu unik. Oleh karena itu, jika Anda tertarik dengan operasi caesar, Anda bisa mengkonsultasikan keadaan Anda ke dokter terlebih dahulu untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap.
Belanja Sehat dan Hemat di Sido Muncul Store!
Dapatkan poin reward pada setiap pembelian, kumpulkan point dan tukarkan dengan potongan harga! Semakin banyak poin, semakin hemat belanja! Yuk, kunjungi Sido Muncul Store sekarang!
Masuk